Pengertian Dasar Psikologi Komunikasi

Definisi Komunikasi secara umum

Komunikasi merupakan proses yang terjadi di tengah-tengah interaksi manusia tanpa disadari maknanya. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum sebuah preposisi yang berarti dengan atau bersama dan kata units yang berarti satu. Kedua kata itu membentuk kata baru, kata benda, communio yang berarti kebersamaan atau hubungan. Untuk dapat ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, oleh karena itu kemudian terbentuk kata communicate yang berarti membangi sesuatu dengan orang lainnya, tukar menukar, transaksi, bercakap-cakap, berteman, dan beberapa definisi lain. Maka, komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan, percakapan, pembicaraan, pertukaran pikiran atau hubungan (Hardjana 2003).

Pengertian Dasar Psikologi Komunikasi

Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai satu rangkaian proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Atau secara singkat, merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Konsep pemahaman komunikasi dari beberapa sarjana memiliki pemahamannya masing-masing dengan melengkapi definisi dari para sarjana lainnya. Seperti Theodornson & Theodornson (1969) menyatakan bahwa komunikasi merupakan penyebaran informasi, ide-ide, sikapsikap, atau emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain terutama melalui simbolsimbol. Gerbner (1967) pula menyatakan bahwa komunikasi merupakan interaksi sosial melalui pesan-pesan. Masih banyak lagi definisi-definisi yang dirumuskan oleh para sarjana dunia mengenai pemahaman dasar komunikasi ini.

Berikut ini terdapat 7 (tujuh) definisi komunikasi yang dianggap mewakili pandangan para sarjana komunikasi (S. Djuarsa Sendjaja 2003):

  1. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat memengaruhi pikiran orang lainnya (Weaver 1949)
  2. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seorang komunikator menyampaikan stimulus dengan tujuan untuk mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak/komunikan) (Hovland, Janis & Kelley 1953)
  3. Komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan (Ruesch 1957)
  4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih (Gode 1959)
  5. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa [who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?] (Lasswell 1960)
  6. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan utnuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Barnlund 1964)
  7. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Berelson & Stainer 1964)
Dari setiap definisi dapat kita lihat bahwa setiap sarjana mencoba melihat komunikasi dari sudut pandang yang berbeda-beda. Masing-masing dari mereka memberikan penekanan pada ruang lingkup dan konteks yang berbeda. Namun secara keseluruhan, terdapat benang merah antara satu definisi dengan yang lainnya tentang proses pembentukan pesan dan penyampaiannya dari komunikator kepada komunikan. Dalam pelaksanaannya, proses ini memungkinkan memberikan efek berupa pengaruh dalam pemikiran, perilaku dan lain sebagainya dalam interaksi antara individu-individu yang terlibat.

Dalam kehidupan, komunikasi amat penting bagi pertumbuhan kepribadian manusia karena proses komunikasi yang dialami manusia berkaitan dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Dengan komunikasi, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan yang paling dasar sekalipun. Coba Anda ingat-ingat, pernah kah manusia tidak berkomunikasi? Bahkan dengan dirinya sendiri pun manusia melakukan komunikasi,

menyampaikan dan menerima pesan. Bayi lahir pun sudah mulai menyampaikan pesan yang ada di benaknya dengan tangisan, baik itu meminta karena kelaparan, mengantuk, kepanasan dan lain sebagainya. 

Sebagai praktisi komunikasi, kita perlu mengetahui apa saja yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut. Harold Lasswell merumuskan satu model komunikasi yang dapat dirujuk untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ilmiah bagaimana proses komunikasi terjadi. Dalam proses terjadinya, komunikasi dapat dilihat berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang diformulakan oleh Harold Laswell sebagai berikut: WHO – SAYS WHAT – IN WHICH CHANNEL – TO WHOM – WITH WHAT EFFECT. 

Model ini biasa digunakan sebagai panduan dasar pelaksanaan penelitian komunikasi sebagai komponen yang bisa digunakan untuk menjawab berbagai jenis penelitian, seperti berikut:

Who – digunakan dalam ‘Control Analysis’ untuk mengkaji siapa yang menjadi subjek penyampai pesan

Says what – digunakan dalam ‘Content Analysis’ untuk mengkaji kandungan pesan yang disampaikan oleh komunikator

In which channel – digunakan dalam ‘Media Analysis’ untuk mengkaji medium yang digunakan untuk penyampaian pesan

To Whom – digunakan dalam ‘Audience Analysis’ untuk mengkaji siapa yang menjadi komunikan penerima pesan

With what effect – digunakan dalam ‘Effect Analysis’ untuk mengkaji apa dampak dari berlangsungnya proses ini, proses di mana pesan disampaikan kepada komunikan

Model ini bukanlah model yang sempurna, karena masih mengabaikan adanya gangguan yang mungkin muncul dalam setiap proses komunikasi. Namun sebagai panduan dasar, model ini cukup mudah dan sederhana bagi para sarjana untuk pendekatan awal dalam mendalami ilmu komunikasi.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa ilmu komunikasi sangat luas, dapat diketahui dari definisi yang tidak sederhana namun dapat disederhanakan. Selain itu, ilmu ini tidak hanya melihat siapa yang mengirim dan menerima pesan, namun lebih jauh lagi dapat digunakan untuk mengkaji isi pesan, medium penyampaian pesan, efek proses tersebut bahkan pada lapisan kedua dan ketiga yang melibatkan bidang keilmuan lainnya seperti psikologi, antropologi, politik dan lainnya. Bagaimana motif komunikator ketika merumuskan pesan, dapat dilihat dari latar belakang budaya yang dianutnya dan kondisi psikologisnya sehingga isi pesan yang disampaikannya penuh rasa emosi, misalnya demikian.

Dengan demikian, ilmu komunikasi tidaklah berdiri sendiri, namun akan berkaitan dengan bidang keilmuan lainnya, termasuk psikologi. Bagaimana seseorang bereaksi, membentuk persepsi, membentuk opini, bersikap sebagai bentuk pesan nonverbal dan ciri lainnya yang merupakan bagian dari kondisi psikologis seseorang memengaruhi interaksi komunikasinya. Berikutnya akan dibahas bagaimana definisi komunikasi dari perspektif ilmu psikologi.

DEFINISI KOMUNIKASI DARI PERSPEKSI PSIKOLOGI

Sejarah perkembangan ilmu komunikasi tidak terlepas dari peranan para sarjana psikologi pada masa awal perkembangannya. Terdapat tiga peneliti psikologi yang dikenal sebagai pengembang bidang keilmuan komunikasi seperti Kurt Levin seorang ahli psikologi dinamika kelompok. Kemudian Paul Lazarsfeld adalah ahli psikologi yang banyak dipengaruhi oleh cabang ilmu psikologi, psikoanalisis yang merupakan studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Ada lagi Carl I. Hovland ahli ilmu psikologi yang juga mengembangkan pemikirannya berkenaan dengan ilmu komunikasi di mana definisi yang dirumuskannya banyak dirujuk dalam pengajaran komunikasi pada tingkat universitas. Walaupun banyak sarjana ilmu psikologi yang menjadi pengembang bidang keilmuan komunikasi, namun komunikasi bukanlah cabang dari psikologi. Sebagai satu ilmu yang banyak menembus  berbagai disiplin, komunikasi juga menyentuh aspek gejala perilaku manusia yang dapat dilihat dari sudut pandang psikologi. 

Dari pendekatan yang dilakukan para sarjana tentang bagaimana ciri psikologis manusia dapat memengaruhi proses interaksi komunikasinya, maka berikut ini beberapa definisi komunikasi dari perspektif psikologi yang diambil dari Dictionary of Behavioral Science (dikutip dalam Jalaluddin Rakhmat 2011: 3):

Sebagai penjelasan lebih rinci, pada saat Anda sedang membaca, retina mata akan bereaksi terhadap cahaya dan kemudian menyampaikan pesan yang terbaca pada cabangcabang saraf yang menyambungkan mata dengan saraf optik yang menyambungkan impuls ke saraf. Kemudian sel pada otak Anda terangsang oleh impuls yang datang dari saraf dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu pembentukan persepsi. Proses penangkapan pesan, pengiriman impuls sampai dengan pembentukan persepsi itu adalah proses panjang yang dapat dikaitkan dengan keberlangsungan proses komunikasi. Bahkan manusia dan organ di dalamnya pun melakukan proses komunikasi dengan sendirinya, satu sama lain organ dalam tubuh saling mengirim dan menerima sinyal untuk kemudian menggerakkan organ yang dibutuhkan atau memberi reaksi terhadap rasa yang diterima. Apakah komunikasi dalam ilmu psikologi hanya sebatas itu saja? Sebatas neuron yang menerima impuls? Tentu tidak.

Psikologi juga memusatkan pemerhatian pada komunikasi antara individu tentang bagaimana pesan dari seorang individu dapat menjadi stimulus yang menimbulkan respons terhadap individu lainnya. Ilmu psikologi juga memusatkan penelitian pada lambanglambang yang disampaikan, faktor personal dan situasional yang memengaruhi penerimaan pesan, proses komunikasi, menjelaskan keberlangsungan proses komunikasi dan corak komunikan ketika berada dalam konteks komunikasi intrapribadi, antarpribadi atau kelompok.

Psikologi meneliti kesadaran dan pengalaman manusia berkenaan dengan perilaku manusia dan proses kesadaran yang menyebabkan perilaku manusia terjadi. Bahkan dalam dunia psikoterapi, terdapat teknik pemulihan jiwa dengan menggunakan metode komunikasi terapeutik yang mengarahkan kounikasi sedemikian rupa sehingga pasien dihadapkan pada situasi dan pertukaran pesan yang dapat menimbulkan hubungan sosial yang bermanfaat (Jalaluddin Rakhmat 2011: 5). Metode ini melihat bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan komunikasi, yaitu berkenaan dengan ketidakmampuan pasien untuk mengungkapkan dirinya. 

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bagaimana kondisi psikologis seseorang dapat memengaruhi bagaimana mereka bersikap, menyampaikan pesan, menerima pesan dan bahkan membawa diri untuk berinteraksi. Semua ini bersumber pada interaksi komunikasi, namun lebih dalam faktor-faktor penyebab dan akibat dilihat secara analitikal menggunakan sudut pandang psikologi. Dalam kehidupan masa kini, komunikasi tidak hanya berdasarkan interaksi sosial, teknologi komunikasi juga berperan di dalamnya. Oleh karena itu, interaksi komunikasi semakin luas definisinya dan ruang lingkupnya, dengan begitu, sebab dan akibatnya dilihat dari sudut pandang psikologi pun akan semakin kompleks.

Belum ada Komentar untuk "Pengertian Dasar Psikologi Komunikasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel