Karakter Komunikasi

Karakter Komunikasi
Bagian ini akan menjelaskan karakteristik yang ada pada komunikasi. Terdapat 6 (enam) karakteristik pokok dalam komunikasi, dijelaskan sebagai berikut:

1. Komunikasi adalah suatu proses Dalam interaksi sosial, komunikasi berperan sebagai alat pemenuhan kebutuhan melalui penyampaian pesan dan penerimaannya oleh komunikan. Di sana terjadi serangkaian proses bagaimana unsur-unsur pesan diformulasikan oleh komunikator (encoding) untuk dibentuk menjadi serangkaian pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan yang kemudian diuraikan menjadi satu pemahaman atau konstruksi persepsi pesan (decoding). Apakah lantas komunikasi berhenti pada proses decoding saja? Tentu saja tidak. Komunikasi menjadi satu proses panjang yang dinamis dan berkembang sesuai kebutuhan dan konteksnya. 

Proses komunikasi melibatkan banyak hal; pelakunya (komunikatro dan komunikan), pesan yang disampaikan (termasuk konteksnya yang berbagai), saluran yang digunakan (termasuk pemilihan waktu dan tempat), akibat yang akan terjadi dan umpan balik yang mungkin diberikan. Proses komunikasi selalu terjadi dalam setiap interaksi. 

Menyampaikan berita duka kepada dua atau tiga orang yang berbeda, akan berbeda pula caranya, pemilihan waktunya dan mungkin respon yang akan mereka berikan. Situasi interaksi antar individu pun akan menghasilkan serangkaian proses yang berbeda mengenai pemilihan kata, cara penyampaian, tinggi rendahnya suara, sikap dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah serangkaian proses panjang yang tidak baku, bergantung pada konteksnya.

2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan Dengan merujuk pada bagaimana proses komunikasi terjadi, maka dapat kita ketahui bahwa komunikasi merupakan proses yang dilakukan secara sadar. Bagaimana pesan dirangkai dan disampaikan kemudian mendapatkan respon dari komunikan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa komunikasi dilakukan secara sengaja dan dengan tujuan tertentu karena interaksi komunikasi ini dilakukan secara sadar oleh para pelakunya dan sesuai dengan kemauan dan kepentingannya.

3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelakunya Karena komunikasi ini merupakan alat yang digunakan dalam interaksi sosial, maka individu-individu yang terlibat di dalamnya hendaknya mengambil peran masingmasing; sebagai komunikator dan komunikan. Masing-masingnya memahami konteks perbincangan atau konteks komunikasi berlangsung sehingga terjadi proses yang berkesinambungan dan timbal balik. Oleh karena itu, agar komunikasi berjalan dengan baik, masing-masing pihak yang terlibat hendaknya memiliki ekmahiran dalam berkomunikasi termasuk memiliki kemampuan sebagai pendengar yang baik sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung sesuai yang diinginkan dan pesan dapat diterima oleh komunikan.

4. Komunikasi bersifat simbolis Dalam proses komunikasi, terjadi pengiriman pesan berupa lambang atau simbol yang dikonstruksikan sebagai pesan yang mengandung makna. Bahasa verbal baik secara lisan dan tulisan kerap digunakan dalam berkomunikasi. Pesan sampai dalam wujud kalimat dan rangkaian kata dalam suatu bahasa dan konteks yang dipahami bersama. Ada juga pertukaran pesan dengan menggunakan gerakan dan isyarat yang dipahami bersama sehingga komunikan paham apa yang dimaksudkan oleh seorang komunikator; seperti melambaikan tangan, menggeleng, mengangguk dan lainnya. 

5. Komunikasi bersifat transaksional Transaksisonal menggambarkan kondisi bahwa interaksi komunikasi merupakan kerjasama keterlibatan antara komunikator dan komunikan, juga komponen komunikasi yang ada. Sehingga, adanya pesan, sampainya pesan, diterimanya pesan hingga terjadinya umpan balik tidak ditentukan oleh satu pihak saja, melainkan oleh setiap pihak yang terlibat. Ada pertukaran dan serah terima pesan di sana. Dengan kata lain bahwa dalam interaksi komunikasi perlu adanya tindakan memberi dan menerima yang dilakukan oleh individu-individu yang terlibat. 

6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Dalam komunikasi, konteks pesan yang disampaikan dan siapa yang menerima haruslah dipertimbangkan. Kapan dan di mana interaksi dilakukan haruslah sesuai dengan budaya dan norma yang dipahami oleh lingkungan sosial. Selain dari itu, faktor ruang dan waktu ini dengan lebih luas dapat dilihat mengenai bagaimana komunikasi itu berlangsung. Apakah komunikasi langsung di mana para pelaku.

saling berhadapan atau menggunakan media. Bahwa ketika komunikasi tidak langsung terjadi, maka antara komunikator dan komunikan tidak dituntut untuk berada di tempat yang sama. Kemajuan teknologi membantu proses komunikasi dalam mempersempit jurang ruang dan waktu. 

Kelonggaran ruang dan waktu yang sekarang terwujud ini dapat meringankan hambatan-hambatan komunikasi seperti hambatan fisik, semantik dan psikologis. Ada kalanya mungkin seorang komunikator terlalu takut untuk berhadapan langsung secara fisik dengan komunikan, sehingga surat, sms, bbm, e-mail dan sarana media lainnya digunakan untuk menyampaikan pesan. Dalam keadaan ini, hambatan fisik dan psikologis teratasi dengan baik, proses komunikasi pun tetap berlangsung dengan menggunakan media. 

Dalam sumber lain beberapa sarjana mengemukakan beberapa karakteristik komunikasi selain keenam poin di atas, sebagai berikut:

1. Communication may have intentional and unintentional effects  Ini bermakna bahwa pesan yang sidampaikan oleh komunikator kepada komunikan belum tentu akan ditafsirkan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikatornya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang pengetahuan antara komunikator dan komunikan sehingga terkonstruksi makna yang berbeda mengenai suatu hal. Setiap orang memiliki hak dan kemampuan yang berbeda dalam memaknai suatu realitas. Moralitas dari hal tersebut: jangan pernah menyatakan diri paling benar karena kalau demikian akan menimbulkan konflik atas pemahaman yang berbeda itu.

2. Communication needs not be successful to have occurred Interaksi sosial tidak selalu berjalan mulus. Begitu juga dengan proses penyampaian pesan dalam serangkaian proses komunikasi yang tidak mesti langsung berhasil. Bahwa komunikasi itu adalah proses, dan di dalamnya akan ada gangguangangguan dapat menyebabkan pesan tidak sampai dengan baik. Terkadang gangguan tidak melulu dari dalam diri komunikator dan komunikannya, namun juga gangguan dari luar; suara bising, gangguan transmisi dan lainnya. Oleh karena itu, komunikasi sebagai proses adalah satu hal, dan keberhasilan berkomunikasi adalah hal lainnya. 

3. Communication is unrepeatable and irreversible
Sekali komunikasi terjadi, tidak akan bisa diulangi (unrepeatable), misal: kita tak bisa mengulangi marah. Juga tidak dapat dirubah (irreversible), sekali kata-kata keluar, maka ia abadi. Komunikasi bersifat unik dan tidak pernah dapat terjadi secara tepat dalam cara yang sama.

4. Communication is affected by culture Norma dan tata cara manusia berkomunikasi dipengaruhi oleh budaya yang diamalkannya. Cara menyampaikan pesan dipengaruhi juga oleh konteks pesan, siapa penerima pesan, situasi komunikasi bagaimana, latar budaya bagaimana dan lainnya. 

5. Communication is influenced by ethics Manusia hidup dalam lingkungan sosial yang diatur oleh norma dan etika yang dibentuk sesuai konteks budayanya. Oleh karena itu, proses komunikasi yang berlangsung juga akan menerapkan etika. Kita akan selalu menimbang apakah komunikasi ini atau itu sesuai tidak dengan etika atau prinsip-prinsip moral, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan yang dipakai sebagai pemandu perilaku. Komunikasi memiliki konsekuensi, sehingga melibatkan penilaian benar atau salah. 

6. Communication is being transformed by media and technology Komunikasi tidak selalu berkisah tentang komunikator dan komunikan yang berhadapan dalam transaksi pesan. Komunikasi pun berlangsung melalui media (massa) yang didukung oleh kemajuan teknologi. Bagaimana sekarang segala macam informasi dapat kita peroleh melalui website-website yang berserakan dengan hanya terkoneksi pada jaringan internet. Televisi dengan lebih dari seratusan saluran memberikan bukan saja informasi namun juga hiburan kepada khalayak. Di sini dapat kita lihat bagaimana penyampaian pesan dapat dilakukan melalui media yang merupakan hasil dari perkembangan teknologi.

7. Communication is competence-based Kita tidak bisa mengesampingkan tujuan dari suatu proses komunikasi: penyampaian pesan. Ketika pesan disampaikan oleh komunikator, tentu ada harapan bahwa komunikan dapat menerima pesan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator. Begitu pula sebaliknya, ada harapan dari komunikan untuk dapat memahami apa yang disampaikan oleh komunikator. Di sinilah kemahiran seseorang dalam berkomunikasi diperlukan. Kompetensi atau kecakapan komunikasi merupakan hasil penilaian orang lain. Kompetensi menyangkut knowledge, attitude dan skills. Kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas, kemampuan mendengarkan, kemampuan memahami konteks komunikasi sangat diperlukan untuk proses komunikasi yang berjalan dengan baik.

Belum ada Komentar untuk "Karakter Komunikasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel