Beberapa Prinsip Branding

Beberapa Prinsip Branding

1. Keep it simple! 

Konsumen Sudah Kewalahan dengan Banyaknya Penawaran Satu-satunya cara efektif untuk memisahkan diri dari “kebisingan” adalah dengan menjadikan pesan kita fokus, personal, dan sederhana. Konsumen kita harus memilih mana yang akan diperhatikan dari sekian banyak pesan-pesan dari beragam brand. Pesan harus sederhana karena perhatian terhadap pesan umumnya tidak lama.

Ex:Nike, Just do it. 
 

Kuat, personal dan sederhana.

Powerful, personal and simple. Pencitraan mendukung pesan sederhana ini. Nike tidak perlu panjang lebar dengan mengatakan “Just walk, run, bike, ski, swim, shoot hoops or lift weights,” bahkan lebih banyak dari itu, apakah konsumen ingin mendengarkan 

sepanjang itu? Cukup dengan pesan sesederhana “just do it” yang sama artinya dengan It’s everywhere you want to be. The simple message: you can do and go where 
  
There is a Time and Place for Details 
It Takes Courage and Skill to Present A Simple Message  

Kadang dari sisi pemilik brand sendiri tidak yakin (alias kurang percaya diri), “janganjangan bila pesan dibuat terlalu simple akankah konsumen mengerti?” Keahlian (skill) tersendiri memang dibutuhkan disini. 

2. Mass-Produced Word of Mouth (PR) Builds Brands 

Sangat sulit untuk membangun sebuah brand bila hanya mengandalkan advertising. Salah satu cara yang paling produktif adalah melalui PR dan event yang mampu membuat efek WOM yang tinggi, walaupun program PR hasilnya tidak bisa diprediksi .

3. Focused Brands are More Powerful  

Brand yang fokus selalu lebih kuat tertanam dibenak konsumennya. Positioning yang berbeda adalah keharusan untuk menanamkan brand di benak konsumen, namun postioning yang berbeda dan fokus itu akan menghasilkan jauh lebih baik.

4. Differentiation is Key 

Idealnya, produk atau jasa yang ditawarkan harus membedakan kita dengan kompetitor kita, entah beda di fungsi produk yang lebih baik, lebih kelihatan baik secara penampilan, dsb.  

Namun bagaimana kalau hampir semua aspek kita ternyata sama dengan kompetitor kita? Make one up! (kita harus create pembeda bagaimanapun juga)  

Tentunya dengan tidak membuat sesuatu kebohongan yang berujung pada akhibat yang fatal bagi brand kita sendiri. Contoh: mungkin gadget produk A dan B hampir sama dari sisi fungsi maupun design. Namun kita bisa mengangkat aspek servis purna jual yang membedakan gadget A dengan gadget B.

Contoh menarik apa yang dilakukan olehis Gans Ink®, dimana tinta dianggap tidak lebih dari komoditas – tinta adalah tinta. Namun mereka mencoba treatment berbeda saat mendeliver tinta tersebut kepada costumer mereka, yaitu memasukan chocolate candies .

kedalam packagingnya. Mungkin tidak ada hubungan antara tinta dan sepotong coklat, namun efek yang terjadi adalah customer selalu excited untuk membuka packaging Gans Ink, sekedar penasaran kira-kira mereka dapat coklat apa kali ini.  

Contoh kasus ini menarik, karena pada dasarnya kita tidak perlu membatasi pemikiran kita – kadang treatment yang kita lakukan tidak selalu berhubungan dengan brand atau product kit – but it works!!

5. The First Brand Advantage

Apa yang membuat sebuah perusahaan adalah market leader? Hal yang mengejutkan adalah itu semua tidak selalu ekuivalen dengan kualitas produk atau besarnya marketing budget. Kadang, itu karena menjadi yang pertama muncul – tidak selalu menjadi yang pertama muncul di pasar, tapi pertama muncul di benak masyarakat.
 

6. Avoid Sub-brands at All Cost

Pendapat ini masih menuai pro dan kontra. Kesalahan yang sering dilakukan oleh para profesional adalah mengandalkan sub-brands saat memperkenalkan produk atau servis baru mereka, sebagai line extention, marketing strategi ini tidak saja sering kali tidak berhasil dalam menciptakan pasar bagi bradku atau servis baru , tapi kadang kegagalan berimbas pada parent brand nya sendiri. 

7. Perception vs. Quality

Berkualitas adalah kunci sukses sebuah brand dan merupakan keharusan. Namun dipersepsikan berkualitas tidak kalah penting. 

8. Be Consistent and Patient

Salah satu contoh terbaik untuk prinsip ini adalah brand Quaker Oats dimana sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu berdiri hingga kini hanya sedikit sekali perubahan penampilan brand yang dilakukan. Dan itu tertaam kuat di penak konsumen.  

9. Write Out Your Brand Definition

Agar tidak lupa dan tetap konsisten, buatlah manual book atau brand guidance sehingga tetap bisa mempertahankan konsistensi brand

Belum ada Komentar untuk "Beberapa Prinsip Branding"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel