FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA

FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA

Degado pernah melakukan beberapa eksperimen untuk mengubah kera-kera gibbon yang tenang menjadi agresif dengan merangsang salah satu bagian otaknya. Ketika dirangsang, seekor monyet menyerang monyet asing yang tinggal satu kandang, tetapi dengan rangsangan yang sama ia tidak menunjukkan sikap bermusuhan terhadap kawan betinanya. Reaksi agresif diungkapkan berlainan pada situasi yang berlainan sehingga Delgado menyimpulkan bahwa respons otak sangat dipengaruhi oleh “setting” atau suasana yang melingkupi organisme (Packard, 1978:45).

Kesimpulan Delgado membawa kita kepada pengaruh situasional terhadap perilaku manusia. Edward G. Sampson merangkumkan seluruh faktor situasional sebagai berikut:

I. Aspek-aspek objektif dari lingkungan 

  1. Faktor ekologis
    • Faktor geografis
    • Faktor iklim dan metereologis
  2. Faktor desain dan arsitektural
  3. Faktor temporal
  4. Analisis suasana perilaku
  5. Faktor teknologis
  6. Faktor sosial
    • Struktur organisasi
    • Sistem peranan
    • Struktur kelompok
    • Karakteristik populasi

II. Lingkungan psikososial seperti dipersepsi oleh kita

  1. Iklim organisasi dan kelompok
  2. Ethos dan iklim institusional dan kultural

III. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku 

  1. Orang lain
  2. Situasi pendorong perilaku (Sampson, 1976:13 – 14)
Faktor Ekologis 
Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Banyak orang menghubungkan kemalasan bangsa Indonesia pada mata pencaharian bertani dan matahari yang selalu bersinar setiap hari. Sebagian pandangan mereka telah diuji dalam berbagai penelitian, seperti efek temperatur pada tindakan kekerasan, perilaku interpersonal, dan suasana emosional. Yang belum diteliti, antara lain pengaruh temperatur ruangan pada efektivitas komunikasi. 

Faktor Rancangan dan Arsitektural 
Dewasa ini telah tumbuh perhatian di kalangan para arsitek pada pengaruh lingkungan yang dibuat manusia terhadap perilaku penghuninya. Satu rancangan arsitektur dapat mempengaruhi pola komunikasi di anttara orang-orang yang hidup dalam naungan arsitektural tertentu. Osmond (1957) dan Sommer (1969) membedakan antara desain bangunan yang mendorong orang untuk berinteraksi (sociopetal) dan rancangan bangunan yang menyebabkan orang menghindari interaksi (sociofougal). Pengaturan ruangan juga telah terbukti mempengaruhi pola-pola perilaku yang terjadi di tempat itu.

 Faktor Temporal 
Telah banyak diteliti pengaruh waktu terhadap bioritma manusia. misalnya, dari tengah malam sampai pukul 4 fungsi tubuh manusia berada pada tahap yang paling rendah, tetapi pendengaran sangat tajam; pada pukul 10, bila Anda orang introvert, konsentrasi dan daya ingat Anda mencapai puncaknya; pada pukul 3 sore orang-orang ekstrovert mencapai puncak dalam kemampuan analisis dan kreativitas (Panati, 1981:128). Tanpa mengetahui bioritma sekalipun banyak kegiatan kita diatur berdasarkan waktu; makan, pergi ke sekolah, bekerja, beristirahat, berlibur, beribadat, dan sebagainya. Satu pesan komuniaksi yang disampaikan pada tengah malam. Jadi, yang mempengaruhi manusia bukan saja di mana mereka berada tetapi juga bilamana mereka berada.

Suasana Perilaku (Behavior Settings) 
Selama bertahun-tahun, Roger Barker dan rekan-rekannya meneliti efek lingkungan terhadap individu. Lingkungan dibaginya ke dalam beberapa satuan yang terpisah, yang disebut suasana perilaku. Pesta, ruangan kelas, toko, rumah ibadat, pemandian, bioskop, adalah contoh-contoh suasana perilaku. Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku orang-orang di dalamnya. Di masjid orang tidak akan berteriak keras, seperti dalam pesta orang tidak akan melakukan upacara ibadat. Dalam suatu kampanye di lapangan terbuka, komunikator akan menyusun dan menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda daripada ketika ia berbicara di hadapan kelompok kecil di ruang rapat partainya. 

Teknologi 
Pengaruh teknologi terhadap perilaku manusia sudah sering dibicarakan orang. Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial. Alvin Tofler melukiskan tiga gelombang peradaban manusia yang terjadi sebagai akibat perubahan teknologi. Lingkungan tenologis (technosphere) yang meliputi sistem energi, sistem produksi, dan sistem distribusi, membentuk serangkaian perilaku sosial yang sesuai dengannya (sociosphere). Bersamaan dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi (infosphere). Bersamaan dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi (infosphere) yang mempengaruhi suasana kejiwaan (psychophere) setiap anggota masyarakat. Dalam ilmu komunikasi, Marshall McLuhan (1964) menunjukkn bahwa bentuk teknologi komunikasi lebih penting daripada isi media komunikasi. mislanya, kelahiran mesin cetak mengubah masyarakat tribal menjadi masyarakat yang berpikir logis dan individualis; sedangkan kelahiran televisi membawa manusia kembali pada kehidupan neo-tribal.

Faktor-faktor Sosial 
Sistem peranan yang diterapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia. dalam organisasi, hubungan antara anggota dengan ketua diatur oleh sistem peranan dan norma-normakelompok. Besar-kecilnya organisasi akan mempengaruhi pola-pola perilaku anggota-anggota polpulasi itu. Kelompok orang tua melahirkan pola komunikasi, teori penyebaran inovasi (Rogers & Shoemaker, 1971)dan teori kritik (Habermas, 1979) memperlihatkan bagaimana sistem komunikasi sangat mempengaruhi oleh struktur sosial.

Lingkunag Psikososial 
Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu. Lingkungan dalam persepsi kita lazim disebut sebagai iklim (climate). Dalam organisasi, iklim psikososial menunjukkan persepsi orang tentang kebebasan individual, keketatan pengawasan, kemungkinan kemajuan, dan tingkat keakraban. Studi tentang komunikasi organisasional menunjukkan bagaimana iklim organisasi mempengaruhi hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan, atau di antara orang-orang yang menduduki posisi yang sama. Para antropolog telah memperluas istilah iklim ini ke dalam masyarakat secara keseluruhan. Pola-pola kebudayaan yang dominan atau ethos, ideologi dan nilai dalam persepsi anggota masyarakat, mempengaruhi seluruh perilaku sosial. Ruth Benedict (1970), misalnya, membedakan antara mesyarakat yang mempunyai synergy tinggi dengan masyarakat yang ber-sinergy rendah. Pada masyarakat yang pertama, orang belajar sejak kecil bahwa ganjaran yang diterimanya terpaut erat dengan ganjaran kolektif. Cita-cita perorangan dicapai melalui usaha bersama. Pada masyarakat seperti ini orang cenderung untuk mengurangi kepentingan dirinya, bersifat kompromistis. Perilaku sosial yang sebaliknya terjadi pada masyarakat yang ber-sinergy rendah. Margareth Mead (1928), walaupun belakangan dikritik orang, mewakili aliran determinisme budaya, yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai yang diserap anak pada waktu kecil mempengaruhi perilakunya di kemudian hari. 

Stimuli yang Mendorong dan Memperteguh Perilaku 
Beberapa peneliti psikologi sosial, seperti Fredericsen Price, dan Bouffard (1972), meneliti kendala sitausi yang mempengaruhi kelayakan melakukan perilaku tertentu. Ada situasi yang memberikan rentangan kelayakan perilaku (behavioral appopriateness), seperti situasi di taman, dan sitausi yang banyak memberikan kendala pada perilaku, seperti gereja. Situasi yang permisif memungkinkan orang melakukan banyak hal tenpa harus merasa malu. Sebaliknya, situasi restriktif menghambat orang untuk berperilaku sekehendak hatinya.

Faktor-faktor situasional yang diuraikan diatas tidaklah mengesampingkan faktor-faktor personal yang disebut sebelumnya. Kita mengakui besarnya pengaruh situasi dalam menentukan perilaku manusia. tetapi manusia memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya, sesuai dengan karakteristik personal yang dimilikinya. Perilaku manusia memang merupakan hasil interaksi yang menarik antara keunikan individual dengan keumuman situasional.

Belum ada Komentar untuk "FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel